Usaha Pertamina Cari Tambahan Minyak Baru, Ini Hasilnya..

Pompa angguk Wilayah Kerja (WK) Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Foto: Pompa angguk Wilayah Kerja (WK) Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)

PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah merampungkan pengeboran dua sumur Migas Non Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja Rokan. Dua sumur tersebut diantaranya yakni sumur Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan proyek MNK di Blok Rokan saat ini telah memasuki tahap fracturing atau perekahan untuk menentukan nilai keekonomian.

“Ini juga perlu saya informasikan bahwa untuk full development itu masih perlu waktu. Jadi dari dua sumur ini nanti kita membuat simulasi pengembangannya termasuk membicarakan dengan pemerintah mengenai model kontrak kerjanya. Kalau semuanya sudah in place tentu kita harus melakukan pengeboran ratusan sumur lagi full development,” kata Wiko di Jakarta, dikutip Selasa (20/8/2024).

Oleh sebab itu, Wiko belum dapat memastikan berapa estimasi tambahan produksi migas yang nantinya diperoleh dari proyek MNK ini. Mengingat prosesnya saat ini baru dalam tahap fracturing.

“MNK belum, masih terlalu dini karena baru fracturing, nanti harus dibuat model reservoirnya dulu,” ujarnya.

Sebelumnya, Praktisi minyak dan gas bumi (migas), Hadi Ismoyo menilai peningkatan produksi minyak melalui eksplorasi MNK di Blok Rokan patut didukung dan diapresiasi. Sebab, keberhasilan proyek MNK di AS bisa menjadi contoh, meski kondisi dan karakter teknik tidak sama persis.

Menurut Hadi, potensi MNK di Blok Rokan cukup besar, bahkan sumber daya MNK di Blok Rokan diperkirakan mencapai beberapa miliar barel.

“Sehingga eksplorasi MNK di sumur Gulamo#1 dan Kelok#1 menjadi pintu masuk untuk melihat apakah potensi MNK di Rokan itu secara teknis dan operational bisa komersial seperti di USA,” kata Hadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (9/7/2024).

Hadi menjelaskan bahwa untuk merealisasikan produksi minyak melalui sumur MNK sejatinya membutuhkan waktu. Pasalnya, MNK adalah pengeboran pada layer unkonvensional, sehingga diperlukan teknik khusus untuk menguras minyak dari reservoir.

“Ini membutuhkan kajian yang mendalam sehingga produksi MNK ini optimum dan competitive. Mengingat MNK ini recovery factor rendah, untuk mendapatkan volume yang sama dari konvensional well, diperlukan jumlah sumur yang lebih banyak,” katanya.

Sementara, jika ternyata dari production test di exploration well menunjukkan tanda tanda yang baik, maka perlu dilakukan pengeboran sumur deliniasi untuk melihat batasan size dan geometri reservoir.

“Baik vertikal maupun lateral, sehingga bisa dihitung dengan baik dan akurat volume OOIP MNK tersebut. Jadi harus bersabar beberapa bulan lagi sampai production test menunjukkan tanda tanda positif,” katanya.

kera4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*