Intel Masuk Jurang, Bos Besar Ungkap Masa Depannya

FILE PHOTO: The Intel logo is shown at the E3 2017 Electronic Entertainment Expo in Los Angeles, California, U.S., June 13, 2017. REUTERS/Mike Blake
Foto: REUTERS/Mike Blake

Bisnis Intel sedang tidak baik-baik saja. Pada Agustus lalu, Intel mengumumkan PHK besar-besaran yang berdampak pada 17.500 orang atau lebih dari 15% total karyawannya.

Saham Intel juga jeblok hampir 60% sejak awal 2024. Bahkan, Intel juga menghentikan pembayaran dividen dengan alasan mengurangi belanja modal demi membangun pabrik..

Terbaru, Intel kembali membawa kejutan dengan membatalkan pengembangan proses manufaktur 20A yang sebelumnya direncanakan siap pada semester pertama 2024.

Proses fabrikasi Intel 20A yang setara dengan 2nm tadinya diniatkan untuk produksi prosesor Arrow Lake. CFO Intel David Zinsner mengatakan perusahaan akan langsung fokus pada pengembangan proses manufaktur 18A yang lebih canggih.

Saat ini, Intel sedang berdiskusi dengan 12 klien potensial untuk bisa mengeruk pendapatan di 2026 dan mengamankan kas pada 2027. Zinsner mengatakan Intel akan mulai mengumpukan pendapatan dalam jumlah signifikan dari kontrak bisnis manufaktur chip pada 2027.

Lebih lanjut, Zinsner mengatakan Intel sepertinya “tak akan menerima uang” hingga akhir tahun ini dari Undang-Undang CHIPS yang disahkan Amerika Serikat (AS).

Dalam UU tersebut, pemerintah akan mengalokasikan miliaran insentif dan pendanaan untuk menggenjot manufaktur chip di AS, dikutip dari Reuters, Jumat (6/9/2024).

Sebelumnya, salah satu petinggi Intel, Lip-Bu Tan, juga mendadak mundur dan blak-blakan soal kondisi internal yang kian memprihatinkan.

Tan mengaku frustasi dengan pendekatan Intel terhadap manufaktur kontrak, hingga budaya perusahaan yang dinilai cenderung menghindari risiko dan memiliki birokrasi berbelit.

Intel nampaknya mulai meninggalkan kejayaannya selama bertahun-tahun sebagai salah satu raksasa chip dunia. Hal ini merupakan konsekuensi karena Intel terlambat terjun ke pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Alhasil, sektor tersebut sudah dikuasai pesaingnya, Nvidia.

Menurut laporan Reuters dari 4 sumber dalam, Intel sebenarnya punya kesempatan membeli saham OpenAI sekitar 7 tahun lalu, sebelum booming AI via ChatGPT.

Namun, Intel tak melanjutkan rencana kerja sama itu. Penyebabnya adalah CEO kala itu, Bob Swan, yang tidak cukup visioner menangkap peluang.

https://slots-kas138.store/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*