Amerika Terancam Resesi: 5 Fakta Ini Buat Dunia Gentar!

Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)

Pasar keuangan Asia dan dunia masih berguguran hari ini setelah meningkatnya kekhawatiran ancaman resesi di Amerika Serikat (AS). Kekhawatiran investor timbul setelah data-data ekonomi AS memburuk dengan cepat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (5/8/2024) pukul 09.38 WIB ambruk 1,75%. Bursa Asia juga ambruk berjamaah. Indeks Nikkei Jepang ambles 5,15%, indeks Straits Times Singapura hancur 3% lebih, indeks Hang Seng turun 0,9% sementara indeks Shanghai SSEC melandai 0,55%.

Hancurnya bursa Asia melanjutkan tren pelemahan pada akhir pekan lalu di mana mayoritas juga jeblok. Tak hanya bursa Asia, bursa AS hingga Eropa juga jeblok pekan lalu.

Bursa AS Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (2/8/2024). Indeks Dow Jones ambruk 1,51% sementara indeks Nasdaq jeblok 2,43% dan indeks S&P 500 jatuh 1,51%.

Bursa Eropa juga kebakaran pada akhir pekan lalu. Indeks FTSE yang ada di London, Inggris melemah 1,31%, Indeks DAX jerman ambles 2,33% dan indeks CAC Prancis nyungsep 1,61%.

Data Ekonomi AS Memburuk dengan Cepat

Ambruknya bursa saham dunia dipicu oleh kekhawatiran investor akan ancaman resesi di AS. Data-data ekonomi AS memburuk dengan cepat.

1. Tingkat pengangguran

AS pada Jumat kemarin (2/8/2024) mengumumkan tingkat pengangguran yang melonjak ke angka 4,3% pada Juli 2024 dari 4,1% pada Juni 20024. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar yakni 4,1%.

2. Penambahan Tenaga Kerja Sektor Non-Pertanian (Non-Farm Payroolls)

Penambahan pekerja untuk non-farm payrolls juga hanya 114.000 pada Juli 2024, jauh di bawah Juni yang tercatat 179.000 dan di bawah ekspektasi pasar yakni 175.000.

3. Klaim Pengangguran
klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000 pada pekan yang berakhir pada 27 Juli 2024, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.
Jumlah klaim pengangguran juga jauh di atas angka pada pekan sebelumnya yakni 235.000.

Naiknya klaim pengangguran menandai jika ada risiko peningkatan pengangguran ke depan.

4. Manufaktur AS jeblok
Indeks PMI Manufaktur S&P Global AS ada di angka 49,6 pada Juli 2024 atau terendah sepanjang tahun ini. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan dalam kondisi bisnis di sektor manufaktur AS.

Indeks PMI Jasa ISM di AS merosot ke 48,8 pada Juni 2024, kontraksi ini adalah yang paling tajam sejak April 2020 atau awal pandemi Covid-19. Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menjadi 66,4 pada Juli 2024, angka terendah dalam delapan bulan terakhir.

5. Kepercayaan Konsumen AS Jatuh

Data Michigan University menunjukkan sentimen kepercayaan konsumen AS turun ke 666,4 pada Juli, atau terendah dalam delapan bulan.

Melemahnya indeks kepercayaan konsumen merupakan sinyal besaran konsumsi ke depan. Jika indeks melemah maka konsumsi bisa tertekan ke depan.

Kenaikan pengangguran dan rendahnya non-farm payrolls ini menunjukkan jika pasar tenaga kerja AS sudah mendingin dan terimbas oleh suku bunga tinggi.

Pelaku pasar pun optimis jika kondisi tenaga kerja di Juli akan menambah ruang pemangkasan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed). Namun, pemangkasan kini lebih mendesak karena adanya ancaman reses di AS.

The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Rabu waktu AS (31/7/2024). The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September mendatang.

Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell, mengatakan meningkatnya pesimisme ekonomi ke depan menjadi sinyal buruk untuk pasar saham global.

“Narasi telah berubah dari pemotongan suku bunga yang dulu dikaitkan dengan berita baik menjadi pemotongan suku bunga berarti langkah-langkah untuk menghindari resesi.” Ujar Bell, kepada CNN International.

Ekonomi AS masih tumbuh 2,8% (year on year/yoy) pada kuartal II-2024 tetapi pertumbuhan bisa turun drastis jika kondisi tenaga kerja memburuk dan The Fed belum juga memangkas suku bunga. Terakhir kali AS mengalami kontraksi ekonomi beruntun adalah pada kuartal I 2022-kuartal III-2022.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*