Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Senin (5/8/2024), di tengah memburuknya sentimen pasar global dan dalam negeri pada hari ini.
Hingga pukul 09:27 WIB, IHSG ambruk 1,34% ke posisi 7.210,03. IHSG pun terkoreksi kembali ke level psikologis 7.200 pada sesi I hari ini.
miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 210.845 kali. Sebanyak 95 saham terapresiasi, 378 saham terdepresiasi, dan 152 saham cenderung stagnan.
Semua sektor saham terpantau terkoreksi, dengan sektor bahan baku menjadi penekan terbesar yakni mencapai 2,06%.
Selain itu, beberapa saham terpantau juga menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.
Saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 14 indeks poin.
Pelaku pasar cenderung khawatir terkait adanya potensi resesi yang bakal mengancam perekonomian Amerika Serikat (AS), di mana potensi ini muncul setelah rilis data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam.
Pekan lalu, negeri Paman Sam banyak mengeluarkan data penting seperti pengumuman suku bunga, pasar tenaga kerja yang meliputi klaim pengangguran, Non Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian, sampai tingkat pengangguran.
Sebagaimana diketahui, pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed Juli 2024, bank sentral AS ini telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunganya di level 5,25-5,50%.
Berbeda dengan rapat FOMC sebelumnya, The Fed pada rapat kali ini juga dinilai lebih jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.
Namun, pasar kembali mendapat ketidakpastian sehari setelah pengumuman suku bunga. Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.
Sementara itu dari dalam negeri, banyak sentimen juga yang akan rilis pada hari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024.
Pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan melandai ke bawah 5% (year-on-year/yoy). Pelemahan pertumbuhan terutama dipicu oleh melandai-nya konsumsi masyarakat.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 mencapai 4,98% (yoy) dan 3,73% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang diproyeksi lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 bisa menambah rentetan kabar buruk bagi Indonesia dan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal Agustus tahun ini.