Tambahan Utang Pemerintah Bikin Cadev Naik US$5,2 M

Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau mengalami penguatan setelah Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa (cadev) pada hari ini (7/8/2024).

Dilansir dari Refinitv, rupiah terpantau mengalami apresiasi sebesar 0,25% ke level Rp16.120/US$ per pukul 10:46 WIB. Tren penguatan rupiah ini telah terjadi sejak 31 Juli 2024 atau enam hari beruntun.

Sementara berbeda halnya dengan indeks dolar AS (DXY) yang justru mengalami kenaikan sebesar 0,27% ke angka 103,25.

Pergerakan Rupiah

Penguatan rupiah pagi hari ini terjadi setelah BI mengumumkan cadangan devisa per akhir Juli 2024 sebesar US$145,4 miliar. Devisa naik sebesar US$5,2 miliar dari posisi bulan sebelumnya.

“Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa,” tulis BI dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024).

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cadev Indonesia (US$ miliar)

Sebagai informasi, Untuk informasi, Global Sukuk (INDOIS) adalah surat utang yang diterbitkan oleh Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia dalam denominasi USD untuk jangka waktu tertentu dengan kupon tetap.

Dalam hal ini pemerintah menjamin pengembalian nilai pokok pada periode tertentu atau saat jatuh tempo ditambah dengan kupon yang akan dibayarkan secara berkala. Struktur obligasi ini adalah obligasi berbasis Syariah tanpa jaminan.

Sebelumnya, pada Juni 2024, Pemerintah kembali menerbitkan Sukuk Global sebesar US$2,35 miliar yang terdiri atas US$ 750 juta dengan tenor 5 tahun, US$1 miliar dengan tenor 10 tahun, dan US$ 600 juta dengan tenor 30 tahun.

Sukuk Global ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III (“PPSI III”), sebuah badan hukum yang didirikan oleh Pemerintah khusus untuk melakukan penerbitan SBSN dalam mata uang asing di pasar internasional.

Pada Juni 2024, cadev hanya mengalami kenaikan tipis karena setelmen Sukuk Global belum selesai. Namun ketika setelmen Sukuk Global selesai dilakukan pada 2 Juli 2024 lalu, data cadev Juli terpantau naik tajam.

Lebih lanjut, terpantau jumlah order book final sebesar US$4,5 miliar atau kelebihan pemesanan sebesar 1,9x, dimana peak order book sempat mencapai US$8,2 milliar sebelum final price guidance.

Ketika cadev Indonesia berada di level yang cukup besar, maka hal ini akan memberikan keleluasan bagi BI untuk melakukan intervensi jika rupiah secara tiba-tiba ambruk terhadap dolar AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*