Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merekam keluhan masyarakat mengenai lapangan kerja dan pemutusan hubungan kerja (PHK) meramaikan media sosial.
Data Indef menunjukkan sebanyak 4.211.478 percakapan di X, nama baru Twitter, membicarakan mengenai lowongan kerja dan PHK. Data ini dikumpulkan antara bulan Juli hingga September 2024.
Dari jumlah 4,2 juta percakapan ini, sebanyak 29% membicarakan sedang mencari lowongan kerja dan 25,6% mengatakan tetap semangat meski terkena PHK. Kemudian, sebanyak 23,1% mempertanyakan lowongan kerja. Hal ini menjadi sorotan Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto.
“Gambaran ini jelas bahwa dari Sosmed ini tergambar, sentimen negatif terkait penciptaan lapangan kerja itu terjadi,” kata Eko, Senin (18/11/2024).
“Pasti jika lapangan kerja tidak tercipta, ekonomi melambat,” ujar Eko.
Adapun, angka-angka ini juga semakin mengkonfirmasi mengapa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 melemah. Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada kuartal III tumbuh sebesar 4,9%. Faktanya, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meningkat. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat 59.764 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga Oktober 2024.
Angka ini meningkat sejak bulan sebelumnya dan tahun lalu. Tercatat total PHK Oktober 2024 meningkat 12,78% dari September 2024 sebesar 52.993 pekerja terkena PHK, dan melonjak 31,13% dari Oktober 2023 sebesar 45.576 pekerja.