Saham Dunia Jeblok & Transaksi Sepi, IHSG Bergerak Galau!

Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bursa saham di berbagai penjuru dunia banyak yang berakhir suram akibat dibayangi ancaman resesi. Hal ini memicu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan bergerak galau, transaksi harian pun jadi ikut sepi.

Pada akhir perdagangan Jumat (2/8/2024), IHSG berakhir di posisi 7.308,12, dalam sehari susut 0,24%, sementara dalam sepekan IHSG masih naik tipis 0,27%.

Pergerakan IHSG dalam beberapa hari terbilang terbilang galau

pada awal sesi IHSG sering dibuka hijau, namun tak berselang lama, penguatan tersebut menyusut.

Transaksi perdagangan juga masih relatif sepi, di mana turnover rata-rata dalam beberapa hari terakhir tak lebih dari Rp10 triliun. Pada Jumat ini, nilai transaksi dari pagi hingga sore hanya mencapai Rp9,73 triliun.

Nilai tersebut mewakili 14,27 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 900.661 kali. Adapun 240 saham menguat, 295 saham melemah, sementara 255 lainnya bergerak stagnan.

Pergerakan IHSG terbilang masih galau setelah the Fed menahan suku bunga, meskipun memberikan bank sentral AS tersebut sudah memberikan nada dovish lebih jelas diutarakan.

Tampaknya pasar merespons jebloknya bursa saham dunia yang diantisipasi bisa menular ke pasar keuangan RI.

Bursa saham dunia berguguran pada akhir pekan ini setelah pasar melakukan aksi jual besar-besaran saham teknologi. Penjualan besar ini dipicu oleh kekhawatiran melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan ancaman resesi.

Bursa AS Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (2/8/2024). Indeks Dow Jones ambruk 1,51% sementara indeks Nasdaq jeblok 2,43% dan indeks S&P 500 jatuh 1,51%.

Bursa Eropa juga kebakaran. Indeks FTSE yang ada di London, Inggris melemah 1,31%, Indeks DAX jerman ambles 2,33% dan indeks CAC Prancis nyungsep 1,61%.

Bursa Asia juga menjadi lautan merah. Indeks Nikkei Jepang menjadi yang terparah dengan anjlok 5,81%. Indeks KOSPI korea juga ambles 3,65% sementara Indeks Taiwan ambruk 4,43%. Indeks Hang Seng China anjlok 2,08%, indeks Strait Times Singapura jatuh 1,12%, dan Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) melanda 0,24%.

Ambruknya bursa saham ditengarai ancaman resesi AS yang dibayangi kekhawatiran pelonggaran kebijakan moneter the Fed akan terjadi secara hard landing.

Hal ini terpicu setelah melihat data klaim pengangguran AS yang naik melebihi ekspektasi, sementara data pekerjaan selain pertanian juga ikut mengkonfirmasi dengan turun jauh dari level yang diharapkan.Pasar mulai khawatir jika hard landing ini akan membuat panic market yang menyebabkan resesi.

Meski demikian untuk IHSG

dari sisi investor asing dalam sepekan sudah mencatat net buy, hingga Rp2,67 triliun di keseluruhan pasar yang menunjukkan aliran dana asing masuk semakin deras. Rinciannya, Rp421,95 miliar dari pasar reguler, sementara sisanya Rp2,25 triliun dari pasar nego dan tunai.

Saham banking big caps masih menjadi incaran asing di minggu ini, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memimpin dengan akumulasi asing mencapai Rp635,5 miliar, diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp284,3 miliar.

Di luar banking, dalam sepekan asing getol membeli saham PT Astra International Tbk (ASII) Rp243,1 miliar, PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp102,3 miliar, dan PT Adro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 91,5 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*