Pergerakan harga cryptocurrency terbesar di dunia, Bitcoin terus melambung dan mencetak All Time High berkali-kali.
Berdasarkan data hingga Sabtu hari ini (23/11/2024) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin (BTC) bertengger di US$ 98.727. Secara intraday sempat menguji titik tertinggi di level US$ 99.500, yang mana mendekati level psikologis di US$ 100.000.
Dalam sepekan ini, harga Bitcoin sudah melesat lebih dari 10% dan menandai empat pekan beruntun terus melambung.
Jika ditarik muncur, Bitcoin telah melonjak dua kali lipat atau lebih dari 45% sejak pemilu AS dan momentum tersebut menunjukkan tidak ada tanda-tanda akan melambat dalam waktu dekat. Tekanan beli yang agresif telah mendorong reli kuat ini.
Minat investor terhadap Bitcoin pun tercermin dari flow terhadap dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot) yang tampak cukup deras. Melansir data Farside Investors, dari 4 – 21 November 2024, Bitcoin ETF flow tercatat sebesar US$ 30.819 juta atau setara Rp491 triliun (asumsi kurs Rp15.900/US$) .
Efek Trump membuat Bitcoin menjadi salah satu aset paling bersinar tahun ini. Janji kampanye Trump untuk menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai “ibu kota kripto dunia” dan rencana membangun cadangan bitcoin nasional memberikan gairah besar pada pasar kripto.
Dukungan Trump terhadap aset digital ini juga semakin dibuktikan dengan janjinya untuk mengakhiri pengawasan ketat di bawah Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gensler. Gensler, yang akan mundur pada Januari mendatang.
Sbelumnya, SEC telah menggugat sejumlah bursa kripto besar seperti Coinbase, Kraken, dan Binance atas dugaan pelanggaran aturan pendaftaran. Mundurnya Gensler dan masuknya pemerintahan baru dinilai akan memberikan regulasi yang lebih bersahabat dan membuka peluang bagi pertumbuhan bitcoin dan aset digital lainnya.